Cara Panen Dan Upaya Mengurangi Permasalahan Pemanenan Pada Tanaman Kelapa Sawit

 Cara Panen Dan Upaya Mengurangi Permasalahan Pemanenan Pada Tanaman Kelapa Sawit


(Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman sejenis palma

berakar serabut atau monokotil. Bagian tanaman kelapa sawit yang bernilai

ekonomis adalah buah. Buah kelapa sawit tersusun didalam sebuah tandan yang

disebut TBS (Tandan Buah Segar). Satu tandan tanaman dewasa beratnya mencapai

20-35 kg, bahkan ada yang capai diatas 40 kg, bergantung pada perawatan dan

pemupukan tanaman.

Tanaman sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama di Perusahaan sawit

Indonesia. Produk utamanya terdiri berasal dari buah yang membuahkan minyak sawit

(CPO) dan minyak inti sawit (PKO) memiliki nilai ekonomis tinggi dan jadi keliru satu penyumbang devisa negara yang terbesar dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Pemanenan adalah serangkaian kesibukan terasa berasal dari memotong tandan matang

panen cocok kriteria, mengutip dan menyatukan brondolan menyusun tandan di

tempat pengumpulan hasil, pelepah diletakan di gawangan mati. Pemanenan

merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karna jadi sumber

pemasukan duwit bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (CPO)

dan inti kelapa sawit (PKO) dengan demikian, tugas utama personil lapangan yaitu

mengambil buah berasal dari pokok pada tingkat kematangan yang cocok dengan

mengantarkannya ke pabrik sebanyak-banyaknya dengan cara dan sementara yang tepat

(pusingan potong buah dan transport) tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman.


Panen kelapa sawit membutuhkan persyaratan spesifik dapat diperoleh

hasilnya didalam kuantitas dan mutu yang tinggi. Mutu minyak yang diproleh

sangat ditentukan oleh mutu tandan dan panen. Selanjutnya mutu tandan

dipengaruhi oleh iklim, pemupukan, penyerbukan dan tindakan kultur teknis

lainnya. Mutu penen bergantung pada kematangan buah dan cara panen.

Adapun cara-cara panen yang dikerjakan karyawan panen yaitu:

▪ Pelepah yang menyangga (songgo) buah matang di potong.

▪ Tandan matang dipotong tangkainya.

▪ Brondolan yang ada diketiak pelepah diambil/ dikorek.

▪ Tandan dibawa ke jalan pikul, brondolan dipiringan dikumpulkan.

▪ Pelapah disusun digawangan mati dan dipotong jadi tiga bagian.

▪ Setelah selesai tukar kepohon berikutnya.

Masalah yang dihadapi saat memanen adalah banyaknya brondolan yang

tertinggal atau tidak terkutip. Beberapa usaha yang mampu dikerjakan untuk

mengurangi persoalan selanjutnya diantaranya:

o Meningkatkan upah per berat brondolan, sebagai stimulus pemanen.

o Premi atau insentif brondolan untuk mengutip dan pengangkut.

o Mengangkut brondolan sesudah tandan selesai diangkut (tidak bersamaan).

o Timbang dan tempatkan brondolan dikarung, lantas di angkut ke pabrik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebangkitan Rotan: Pendekatan Berkelanjutan Jepara untuk Kerajinan Abadi

Tips Penting dalam Memilih Layanan Jasa Pajak yang Tepat untuk Bisnis Anda

Kontainer Modifikasi: Solusi Inovatif dalam Konstruksi